ADMINISTRASI PENDIDIKAN
A. PENDAHULUAN
Administrasi
adalah kegiatan yang menduduki kedudukan sentral di dalam pembinaan dan
pengembangan pada setiap kegiatan kerjasama sekelompok manusia, dalam bidang
pendidikan juga harus ada administrasi yang mampu mengembangkan dan mencapai
tujuan pendidikan. Karena pada lingkungan setiap lembaga pendidikan formal
terdapat sejumlah manusia, baik yang berkedudukan sebagai pimpinan maupun
sebagai tenaga pelaksana. Mereka tidak cukup dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan
mengenai bidang pendidikan saja, akan tetapi harus dibekali pula dengan
kemampuan bekerjasama dan kemampuan mengarahkan kerjasama itu guna mencapai
tujuan lembaga pendidikan masing-masing.
Oleh
karena itu, setiap petugas pendidikan perlu dibekali ilmu yang berkaitan dengan
administrasi terutama para guru yang tidak cukup dengan bekal professional
saja. Mereka harus mempunyai berbagai bekal pengetahuan, keterampilan dan
keahlian dalam berbagai bidang.
Dalam
tulisan ini akan dibahas Pengertian, tujuan
dan manfaat administrasi pendidikan serta implikasi administrasi pendidikan
terhadap kepemimpinan, pengelola, sarana prasarana dan pengawas pendidikan.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Administrasi Pendidikan
Kata administrasi menurut Asnawir (2005:1)
berasal dari bahasa latin yang terdiri dari ad dan ministrare,
kata ad artinya sama dengan kata to dalam bahasa Inggris yang
berarti ke atau kepada, sedangkan kata ministrare yang dalam bahasa
Inggris adalah serve yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa administrasi adalah kegiatan yang
memberikan pelayanan, bantuan dan pengarahan kepada sesuatu untuk mencapai
suatu tujuan.
Menurut Sondang (1974:2), administrasi adalah
keseluruhan proses pelaksanaan daripada keputusan yang telah diambil dan
pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari pengertian yang telah dikemukakan oleh
para ahli di atas, maka dapat dipahami bahwa administrasi adalah semua kegiatan
yang dilakukan secara bersama-sama untuk mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan.
Menurut Ngalim (2005:8), administrasi
pendidikan adalah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu
baik personel, spiritual dan material yang bersangkut-paut dengan pencapaian
tujuan pendidikan.
Dapertemen pendidikan dan kebudayaan RI
dikatakan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan,
kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoornasian, pengawasan, pembiayaan, dan
pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik
personel, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efesien.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah
dikemukakan oleh, maka dapat dipahami bahwa administrasi pendidikan adalah
tindakan mengkoordinir perilaku manusia dalam pendidikan, agar sumber daya yang
ada dapat ditata sebaik mungkin, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
secara produktif.
2. Tujuan Administrasi Pendidikan
Menurut Asnawir (2005:10), Tujuan administrasi
pendidikan adalah untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan
kegiatan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapaun yang
menjadi tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan peserta didik agar menjadi warga Negara yang memiliki kualitas,
sesuai dengan cita-cita bangsa berdasarkan pancasila.
3. Manfaat Administrasi Pendidikan
Menurut Asnawir (20005:12), manfaat
administrasi pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Mengangkat
derajat kinerja pekerja dan menolong mensukseskan dan memperbaiki kinerja
tersebut.
b. Menciptakan
iklim kerja yang baik untuk menerapkan prinsip-prinsip hubungan kemanusiaan
yang sehat dengan menekankan penghargaan kepada setiap orang pada lembaga
pendidikan yang bersangkutan.
c. Mendorong
menterjemahkan, merobah pikiran-pikiran dan teori-teori pendidikan menjadi
kurikulum, program, metode, media, prosedur dan berbagai aktivitas pendidikan
lainnya untuk menempuh jalan yang tepat dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
d. Berusaha
menghubungkan/mempertemukan lembaga pendidikan dengan masyarakat kea rah
pengembangan, kemajuan dan kestabilan.
4. Pengembangan Administrasi Pendidikan terhadap
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan di sekolah adalah kepala sekolah.
Kepala sekolah yang efektif memiliki beragam kemampuan yang memadai. Secara
umum, Duignan (2003; 2004) mengidentifikasi lima kemampuan dasar kepala sekolah
yang sifatnya saling bergantungan dan berkaitan. Setiap kemampuan tersebut
penting dimiliki oleh setiap kepala sekolah. Kelima kemampuan tersebut
meliputi:
a. Kemampuan pendidikan (educational
capabilities);
b. Kemampuan personal (personal capabilities);
3)
c. Kemampuan relasional (relational capabilities);
d. Kemampuan intelektual (intellectual
capabilities); dan
e. Kemampuan keorganisasian (organizational
capabilities).
Untuk membentuk kelima dimensi kemampuan kepala
sekolah tersebut maka perlu dikembangkan framework sebagai pemandu
prosedur dan praktik dari kepemimpinan kepala sekolah. Framework tersebut
bersifat bermanfaat baik bagi pemerintah maupun mendukung profesionalitas
kepala sekolah di berbagai tingkatan karir. Paparan berikut membahas mengenai
pengertian serta karakteristik dan indikator framework dari setiap
kemampuan kepemimpinan kepala sekolah.
a. Kepemimpinan Pendidikan
Kemampuan terkait dengan pendidikan mencakup
pengetahuan profesional dan pemahaman mengenai proses pengajaran dan
pembelajaran yang menginspirasi komitmen dan pencapaian hasil belajar yang
berkualitas bagi peserta didik. Dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah
menekankan pada proses belajar peserta didik dan bagaimana mencapai potensi
belajar mereka secara optimal.
b.
Kepemimpinan
Personal
Kemampuan personal merupakan kekuatan dan
kualitas internal yang mendasari tindakan etis dan profesional seorang
pemimpin. Terdapat dua karakteristik terkait dengan kemampuan personal.
Pertama, kepala sekolah memiliki integritas dan komitmen yang ditunjukkan
melalui perilaku etis, moralis dan profesional. Dalam hal ini, kepala sekolah
memiliki keteguhan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu mampu
menyeimbangkan antara kepentingan pribadi dengan tanggungjawab profesional
serta mampu menjadikan dirinya model bagi orang lain. Oleh karena itu, dalam
kepemimpinan personal kepala sekolah memiliki kesadaran terhadap nilai dan
keyakinan diri dan orang lain, kematangan emosional, dan kesadaran akan dampak
perilaku personal mereka terhadap orang lain.
Kedua, kepala sekolah menerima tanggungjawab
terhadap tindakan yang dilakukannya terhadap orang lain. Tanggungjawab tersebut
ditunjukkan dengan menginsiprasi terbentuknya iklim yang saling menghargai,
saling percaya dan saling mendukung, Bersifat sabar, tekun dan teguh, dan berusaha
untuk tetap teratur walaupun dihadapkan pada situasi menantang dan rumit.
c.
Kepemimpinan
Relasional
Kemampuan relasional merupakan keterampilan
interpersonal yang diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara kualitas
hubungan dengan beragam orang. Dalam hal ini, kepemimpinan relasional dapat
diartikan kemampuan kepala sekolah dalam menghargai orang lain. Karakteristik
utama dari kepemimpinan relasional misalnya menghargai individu dan
berinteraksi dengan orang lain secara menyentuh (sensitively) dan
bermartabat, bersikap jujur, apa adanya dan terbuka di dalam interaksi mereka
dengan orang lain, menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan suportif
dimana orang dapat saling bekerjasama dan saling perhatian.
d.
Kepemimpinan
Intelektual
Kemampuan intelektual berkaitan dengan
kemampuan berpikir, melakukan penilaian rasional dan pengambilan keputusan
secara bijak. Kemampuan ini mendasari peran utama kepala sekolah sebagai ujung
tombak dalam pelaksanaan dan pencapaian misi pendidikan. Oleh karena itu,
karakteristik pertama dari kemampuan intelektual adalah memahami dan
mempengaruhi agenda stratejik serta memahani perubahan baik dari lingkup lokal,
nasional maupun internasional.
e.
Kepemimpinan
Organisasi
Kemampuan organisasi berkaitan dengan daya
dukung terhadap peningkatan proses yang terjadi di sekolah melalui manajemen
sumber daya manusia, keuangan dan sumber daya lainnya secara efektif.
Karakteristik utama dari kemampuan ini adalah kepala sekolah dapat menjalankan
proses dan struktur sekolah secara efektif dan efisien dalam memimpin dan
mengelola kinerja optimal komunitas sekolah.
5. Pengembangan Administrasi Pendidikan terhadap
Pengelolaan Pendidikan
Pengelolaan
pendidikan dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Manajemen berasal dari
kata to manage yang artinya mengatur, pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan
tujuan yang diinginkan.
Sedangkan
menurut Malayu (2006:1), mengemukakan manajemen adalah usaha mencapai tujuan
tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajemen mengadakan
kordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Dalam
ranah aktivitas, implementasi manajemen terhadap pengelolaan pendidikan menurut
Sutisna (1985:20) adalah sebagai berikut:
a. Manajemen
Kurikulum
1) Mengupayakan
efektifitas perencanaan
2) Mengupayakan
efektifitas pengorganisasian dan koordinasi
3) Mengupayakan
efektifitas pelaksanaan
4) Mengupayakan
efektifitas pengendalian/pengawasan
b. Manajemen
Personalia
Manajemen
ini berkisar pada staff development (teacher development),
meliputi:
1) Training
2) Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP)
3) Inservice
Education (Pendidikan Lanjutan)
c. Manajemen
Siswa
1) Penerimaan
Siswa (Daya Tampung, Seleksi)
2) Pembinaan
Siswa (Pengelompokkan, Kenaikan Kelas, Penentuan Program, Ekskul)
3) Pemberdayaan
OSIS
d. Manajemen
Keuangan
Dalam
keuangan pengelolaan pendidikan, manajemen harus berlandaskan pada prinsip:
efektivitas, efisiensi dan pemerataan .
e. Manajemen
Lingkungan
Urgensi
manajemen terhadap lingkungan pendidikan bertujuan dalam merangkul seluruh
pihak terkait yang akan berpengaruh dalam segala kebijakan dan keberlangsungan
pendidikan. Manajemen ini berupaya mewujudkan cooperation with Society
dan stake holder identification.
6. Pengembangan Administrasi Pendidikan terhadap
Sarana Prasarana
Sarana
pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak bergerak, agar pencapaian tujuan
pendidikan dapat berjalan denganlancar, teratur, efektif dan efisien.
Jadi,
administrasi sarana dan prasarana sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara dan
sungguh-sungguh serta secara continue terhadap benda-benda pendidikan agar
senantiasa siap pakai dalam proses belajar mengajar sehingga efektif dan efisien guna membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan didalamsekolah.
Sarana
dan prasarana merupakan sumber utama yang memerlukan penataan sehingga
fungsional, aman dan antraktif untuk keperluan proses belajar di sekolah.
Teknik penataan sarana prasarana tersebut misalnya:
a. Tata
ruang dan bangunan sekolah
Hubungan antara ruang-ruang yang dibutuhkan
dengan pengaturan letaknya pada kurikulum yang berlaku dan tentu saja ini
akan memberikan pengaruh terhadap penyusunan jadwal pelajaran. Hal ini perlu
diperhatikan antara lain:
1) Ruang
kegiatan belajar ditempatkan dibagian yang paling terang, tetapi tidak silau
dan jauh darigangguan atau sumber kebisingingan atau keributan.
2) Ruang keterampilan/praktek yang dapat
merupakan sumber kebisingan ditempatkan jauh dariruang belajar.
3) Ruang
laboratorium ditempatkan terpisah namun mudah dan cepat terjangkau
7. Pengembangan Administrasi Pendidikan terhadap Pengawas
Pendidikan
Dalam memahami konsep
pengawasan, Oteng Sutisna menyatakan bahwa pengawasan adalah sebagai suatu
proses fungsi dan prinsip administratif untuk melihat apakah yang terjadi
sesuai dengan apa yang semestinya terjadi. Apabila tidak sesuai dengan
semestinya maka perlu adanya penyesuaian yang harus dilakukan. Dengan kata lain
pengawasan adalah fungsi administratif untuk memastikan bahwa apa yang
dikerjakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Setidaknya terdapat
dua hal yang mendorong perlu adanya pengawasan, yaitu:
a. Tujuan-tujuan
individu atau kelompok kadang-kadang atau pada umumnya bertentangan
dengan tujuan organisasi,
b. Adanya
jangka waktu antara saat tujuan dirumuskan dan pada saat tujuan diwujudkan
dalam hal ini umumnya dimungkinkan adanya penyimpangan yang perlu diluruskan.
Tindakan pengawasan terdiri dari tiga langkah umum, antara lain:
1) Mengukur
perbuatan atau menyelidiki apa yang sedang dilakukan,
2) Membandingkan
perbuatan dengan standar yang telah ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika
terdapat perbedaan,
3) Memperbaiki
penyimpangan dengan tindakan perbaikan.
Dalam kajian manajemen pendidikan,
pembahasan tentang pengawasan menempati posisi yang cukup strategik. Hal ini
lebih didasarkan pada alasan bahwa kegiatan pengawasan berfungsi untuk
membandingkan antara kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi. Dengan
adanya proses pengawasan yang efektif, maka setiap kali terjadi
penyimpangan/penyelewengan dari tujuan awal tentu akan dapat langsung dikoreksi
sedini mungkin. Hanya saja jika ditinjau dalam konteks pendidikan, menurut
asumsi penulis sepertinya proses pengawasan pendidikan belumlah sepenuhnya
dilakukan secara memadai. Setidaknya problem-problem yang ada berupa masih
rendahnya kualitas aspek pembelajaran, aspek organisasi, manajemen sekolah dll
cukup membuktikan akan asumsi penulis tersebut.
Untuk itulah diperlukan revitalisasi
supervisi pendidikan dalam berbagai jenjang. Hal itu bisa dilakukan dengan
pendekatan ilmiah, yaitu; pertama, revitalisasi supervisi manajerial
dengan menggarap secara serius fungsi-fungsi manajemen sekolah, baik dari
lingkup administrasi, penyusunan rencana pengembangan sekolah, manajemen SDM
dll. Kedua, revitalisasi supervisi akademik dengan penggarapan secara
rigid mengenai penguatan kemampuan guru melaksanakan tugas mengajar, menilai
hasil belajar, pembuatan dokumen pembelajaran seperti silabus dan RPP dll yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Administrasi
adalah kegiatan yang menduduki kedudukan sentral di dalam pembinaan dan
pengembangan pada setiap kegiatan kerjasama sekelompok manusia, dalam bidang
pendidikan juga harus ada administrasi yang mampu mengembangkan dan mencapai
tujuan pendidikan.
Untuk
mencapai tujuan pendidikan memang sangat dibutuhkan administrasi pendidikan
yang ideal dalam segala bidang. Bidang
tersebut misalnya bidang kepemimpinan, pengelola pendidikan, sarana prasarana,
pengawasan dsb.
2. Kritik dan Saran
Saran
yang diberikan, agar seluruh petugas pendidikan, pemimpin sekolah, pengawas,
pengelola dsb, perlu dibekali ilmu yang berkaitan dengan administrasi terutama
para guru yang tidak cukup dengan bekal professional saja. Mereka harus
mempunyai berbagai bekal pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam berbagai
bidang.
D. SUMBER
Asnawir.
2005. Administrasi Pendidikan. Padang: IAIN IB Press
Daryanto.
2005. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Malayu. 2006. Manajemen. Jakarta:
Bumi Aksara
Siagian, Sondang P. 1974. Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung
Sutisna,Oteng. 1985. Administrasi
Pendidikan. Bandung: Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar