Senin, 25 November 2013

Makalah Psikologi Umum tentang Kemauan dan Motif


BAB II
PEMBAHASAN

KEMAUAN DAN MOTIF
A.    KEMAUAN
1.      Pengertian Kemauan
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Jadi, pada kemauan itu ada kebijakasanaan akal dan wawasan, disamping juga ada kontrol dan persetujuan dari pusat kepribadian. Maka kemauan lebih tinggi tingkatannya dari pada instink, reflex, automatisme, kebiasaan, nafsu, keinginan, kecenderungan dan hawa nafsu.[1]
2.      Ciri-Ciri Kemauan
Ciri-ciri kemauan adalah sebagai berikut :
a.       Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang kusus dimiliki oleh manusia. Maka kemauan merupakan dorongan yang disadari dan dipertimbangkan. Oleh karena itu, dorongan ini tidak akan menimbbulkan gerak-gerak yang tidak disadari seperti gerak instink dan reflex.
b.      Gejala kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan. Kemauan mendorong timbulnya perhatian dan minat, serta mendorong gerak aktivitas kearah tercapainya suatu tujuan. Maka gejala kemauan menghendaki adanya aktivitas pelaksanaan.
c.       Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang  didasarkan atas berbagai pertimbangan, baik pertimbangan akal/pikiran, yang menentukan benar salahnya perbuatan kemauan dan maupun pertimbangan perasaan kemauan. Maka dalam gejala kemauan terdapat keselarasan atau keharmonisan antara dorongan kemauan, pikiran, tujuan dan tindakan.
d.      Dalam kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan pikiran dan perasaan saja, melainkan seluruh pribadi memberikan pertimbangan, memberikan pengaruh dan memberikan corak pada perbuatan kemauan. Maka pribadi mempunyai peranan penting dalam pernyataan kemauan.
e.       Pada perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan, melainkan tindakan yang disengaja.
f.       Bahwa kemauan menjadi unifikator (pemersatu) dari semua tingkah laku manusia, dan mengkoordinasi segenap fungsi kejiwaan menjadi bentuk kerjasama  yang super harmonis. Maka kemauan yang sehat akan menjadikan manusia suatu kesatuan yang benar-benar menyadari tujuan hidupnya dalam setiap langkah dan tingkah lakunya. Kamaun ini dalam hal tertentu bisa dilatih dan dididik, misalnya dengan cara berppuasa, konsentrasi, olahraga silat dan lain sebagainya.
3.      Momen-Momen Kemauan
a.       Momen rangsang-rangsang atau saat penerimaan
Pada saat ini individu menerima kesan-kesan dengan melalui proses penginderaan yang kuat, disertai dengan ketegangan-ketegangan, bahkan sering diiringi dengan gerak-gerak tertentu sehingga individu seolah-olah tidak dapat menahan terjadinya gerak-gerak tersebut sebagai responya. Misalnya mengerutkan kening, meleletkan lidah, bibir terketap, tangan terkepal dan lain sebagainya.
b.      Momen obyektif
Pada saat individu menyadari akan peristiwa dalam psikisnya. Kesadaran yang menimbulkan gambaran arah yang akan dituju.
c.       Momen aktual
Pada saat ini individu benar-benar menyadari bahwa dirinya sedang mengarahkan pikirannya terhadap perbuatan yang akan dilakukan.
d.      Momen Subyektif
Pada saat ini individu menyadari benar tentang arah tujuannya sehingga terbentuk kemauan yang sesungguhnya. Inilah saat individu mengambil keputusan.


A.    MOTIF

1.      Pengertian Motif
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan[2]
Jadi, motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif.
2.      Macam-Macam Motif
Pendapat mengenai klasifikasi motif itu ada bermacam-macam. Beberapa yang terkenal adalah seperti yang dikemukakan dibawah ini :
a.     Menurut Woodworth dan Marquis
Menurut Woodworth dan Marquis motif dapat dibedakan :
1)   Motif yang berhubungan dengan kebutuhan kejasmanian (organic needs)
        Merupakan motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu dan organisme. Misalnya kebutuhan makan, minum, seks, dan beristirahat.
2)   Motif darurat (emergency motives)
Merupakan motif untuk tindakan-tindakan dengan segera karena keadaan sekitar menuntutnya . Misalnya dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk melawan, dorongan untuk berusaha dan lain sebagainya. Dorongan ini timbul karena perangsang dari luar. Pada dasarnya dorongan-dorongan ini telah ada sejak lahir, tetapi bentuk-bentuknya tertentu sesuai dengan perangsang tertentu.
3)   Motif obyektif (obyective motives)
Merupakan motif untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap orang-orang atau benda-benda misalnya motif eksplorasi, motif manipulasi, motif minat. Motif ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara efektif.
b.    Beradasarkan terbentuknya motif-motif
Berdasarkan hal ini motif dapat dibedakan dua macam, yaitu:
1)      Motif bawaan
Yaitu motif yang dibawa sejak lahir dan ada tanpa dipelajari. Misalnya dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bergerak dan beristirahat dan lain sebagainya. Motif ini sering disebut motif yang diisyaratkan secara biologis, artinya ada dalam warisan biologis manusia.
2)      Motif yang dipelajari
Yaitu motif yang timbul karena dipelajari. Misalnya dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengejar keududukan dalam masyarakat dan sebagainya. Motif ini sering disebut motif yang diisyaratkan secara sosial, karena motif ini terbentuk dengan adanya manusia hidup didalam lingkungan sosial dengan sesama manusia.
c.       Berdasarkan jalaran motif
1)      Motif ekstrinsik
Motif yang berfungsi karena ada perangsang dari luar. Misalnya, seseorang melakukan sesuatu karena untuk memenangkan hadiah yang khusus ditawarkan untuk perilku tersebut.
2)      Motif intrinsik
Motif yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar. Dalam individu sendiri, memang telah ada dorongan itu. Seseorang melakukan sesuatu karena ia ingin melakukannya. Misalnya, orang yang gemar membaca tanpa ada yang mendorongnya, ia akan mencari sendiri buku yang akan dibacanya; orang yang rajin dan bertanggung jawab tanpa dikomandoi ia sudah belajar dengan sebaik-baiknya.
Perlu diingat bahwa perbuatan yang kita lakukan sehari-hari banyak didorong oleh motif ekstrinsik, tetapi banyak pula yang didorong oleh motif intrinsik atau keduanya sekaligus. Meskipun demikian, yang paling baik terutama dalam hal belajar ialah motif intrinsik.[3]
d.      Beradasarkan isi atau persangkutpautannya
1)      Motif jasmaniah
Misalnya, refleks, instink, nafsu, hasrat dan sebagainya.
2)      Motif rohaniah
 Yaitu kemauan.





























BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi.
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

B.     Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwa pada makalah ini banyak terdapat kekurangan, maka kami mengharapkan  kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk membangun diri kami menjadi yang lebih baik dimasa yang akan datang.















DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.2003. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Sobur, Alex.2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada


[1] Abu Ahmadi, Pskologi Umum,Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hlm.137
[2] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, hlm.70
[3] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia, 2003, hlm,296

Tidak ada komentar:

Posting Komentar