BAB II
PEMBAHASAN
KEMAUAN DAN MOTIF
A. KEMAUAN
1. Pengertian
Kemauan
Kemauan
adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan
dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Jadi, pada kemauan itu ada
kebijakasanaan akal dan wawasan, disamping juga ada kontrol dan persetujuan
dari pusat kepribadian. Maka kemauan lebih tinggi tingkatannya dari pada
instink, reflex, automatisme, kebiasaan, nafsu, keinginan, kecenderungan dan
hawa nafsu.[1]
2. Ciri-Ciri
Kemauan
Ciri-ciri
kemauan adalah sebagai berikut :
a.
Gejala kemauan
merupakan dorongan dari dalam yang kusus dimiliki oleh manusia. Maka kemauan
merupakan dorongan yang disadari dan dipertimbangkan. Oleh karena itu, dorongan
ini tidak akan menimbbulkan gerak-gerak yang tidak disadari seperti gerak
instink dan reflex.
b.
Gejala kemauan
berhubungan erat dengan satu tujuan. Kemauan mendorong timbulnya perhatian dan
minat, serta mendorong gerak aktivitas kearah tercapainya suatu tujuan. Maka
gejala kemauan menghendaki adanya aktivitas pelaksanaan.
c.
Gejala kemauan
sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan, baik
pertimbangan akal/pikiran, yang menentukan benar salahnya perbuatan kemauan dan
maupun pertimbangan perasaan kemauan. Maka dalam gejala kemauan terdapat
keselarasan atau keharmonisan antara dorongan kemauan, pikiran, tujuan dan
tindakan.
d.
Dalam kemauan
tidak hanya terdapat pertimbangan pikiran dan perasaan saja, melainkan seluruh
pribadi memberikan pertimbangan, memberikan pengaruh dan memberikan corak pada
perbuatan kemauan. Maka pribadi mempunyai peranan penting dalam pernyataan
kemauan.
e.
Pada perbuatan
kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan, melainkan tindakan yang
disengaja.
f.
Bahwa kemauan
menjadi unifikator (pemersatu) dari semua tingkah laku manusia, dan
mengkoordinasi segenap fungsi kejiwaan menjadi bentuk kerjasama yang super harmonis. Maka kemauan yang sehat
akan menjadikan manusia suatu kesatuan yang benar-benar menyadari tujuan
hidupnya dalam setiap langkah dan tingkah lakunya. Kamaun ini dalam hal
tertentu bisa dilatih dan dididik, misalnya dengan cara berppuasa, konsentrasi,
olahraga silat dan lain sebagainya.
3. Momen-Momen
Kemauan
a.
Momen
rangsang-rangsang atau saat penerimaan
Pada
saat ini individu menerima kesan-kesan dengan melalui proses penginderaan yang
kuat, disertai dengan ketegangan-ketegangan, bahkan sering diiringi dengan
gerak-gerak tertentu sehingga individu seolah-olah tidak dapat menahan
terjadinya gerak-gerak tersebut sebagai responya. Misalnya mengerutkan kening,
meleletkan lidah, bibir terketap, tangan terkepal dan lain sebagainya.
b.
Momen obyektif
Pada
saat individu menyadari akan peristiwa dalam psikisnya. Kesadaran yang
menimbulkan gambaran arah yang akan dituju.
c.
Momen aktual
Pada
saat ini individu benar-benar menyadari bahwa dirinya sedang mengarahkan
pikirannya terhadap perbuatan yang akan dilakukan.
d.
Momen Subyektif
Pada
saat ini individu menyadari benar tentang arah tujuannya sehingga terbentuk
kemauan yang sesungguhnya. Inilah saat individu mengambil keputusan.
A. MOTIF
1. Pengertian Motif
Motif
adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan[2]
Jadi,
motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan karena
adanya sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu,
kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif.
2. Macam-Macam
Motif
Pendapat
mengenai klasifikasi motif itu ada bermacam-macam. Beberapa yang terkenal
adalah seperti yang dikemukakan dibawah ini :
a.
Menurut
Woodworth dan Marquis
Menurut Woodworth dan
Marquis motif dapat dibedakan :
1)
Motif yang
berhubungan dengan kebutuhan kejasmanian (organic needs)
Merupakan motif yang berhubungan dengan
kelangsungan hidup individu dan organisme. Misalnya kebutuhan makan, minum,
seks, dan beristirahat.
2)
Motif darurat
(emergency motives)
Merupakan
motif untuk tindakan-tindakan dengan segera karena keadaan sekitar menuntutnya
. Misalnya dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk melawan, dorongan
untuk berusaha dan lain sebagainya. Dorongan ini timbul karena perangsang dari
luar. Pada dasarnya dorongan-dorongan ini telah ada sejak lahir, tetapi
bentuk-bentuknya tertentu sesuai dengan perangsang tertentu.
3)
Motif obyektif
(obyective motives)
Merupakan
motif untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap
orang-orang atau benda-benda misalnya motif eksplorasi, motif manipulasi, motif
minat. Motif ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara
efektif.
b.
Beradasarkan
terbentuknya motif-motif
Berdasarkan
hal ini motif dapat dibedakan dua macam, yaitu:
1)
Motif bawaan
Yaitu
motif yang dibawa sejak lahir dan ada tanpa dipelajari. Misalnya dorongan untuk
makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bergerak dan beristirahat dan lain
sebagainya. Motif ini sering disebut motif yang diisyaratkan secara biologis,
artinya ada dalam warisan biologis manusia.
2)
Motif yang
dipelajari
Yaitu motif yang timbul
karena dipelajari. Misalnya dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu
pengetahuan, dorongan untuk mengejar keududukan dalam masyarakat dan
sebagainya. Motif ini sering disebut motif yang diisyaratkan secara sosial,
karena motif ini terbentuk dengan adanya manusia hidup didalam lingkungan sosial
dengan sesama manusia.
c.
Berdasarkan
jalaran motif
1)
Motif ekstrinsik
Motif
yang berfungsi karena ada perangsang dari luar. Misalnya, seseorang melakukan
sesuatu karena untuk memenangkan hadiah yang khusus ditawarkan untuk perilku
tersebut.
2)
Motif intrinsik
Motif
yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar. Dalam individu sendiri,
memang telah ada dorongan itu. Seseorang melakukan sesuatu karena ia ingin
melakukannya. Misalnya, orang yang gemar membaca tanpa ada yang mendorongnya, ia
akan mencari sendiri buku yang akan dibacanya; orang yang rajin dan bertanggung
jawab tanpa dikomandoi ia sudah belajar dengan sebaik-baiknya.
Perlu
diingat bahwa perbuatan yang kita lakukan sehari-hari banyak didorong oleh
motif ekstrinsik, tetapi banyak pula yang didorong oleh motif intrinsik atau
keduanya sekaligus. Meskipun demikian, yang paling baik terutama dalam hal
belajar ialah motif intrinsik.[3]
d.
Beradasarkan isi
atau persangkutpautannya
1)
Motif jasmaniah
Misalnya,
refleks, instink, nafsu, hasrat dan sebagainya.
2)
Motif rohaniah
Yaitu kemauan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kemauan adalah dorongan kehendak
yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh
pertimbangan akal budi.
Motif
adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
B.
Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwa pada makalah
ini banyak terdapat kekurangan, maka kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca untuk membangun diri kami menjadi yang lebih baik dimasa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.2003. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Sobur, Alex.2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar